Minggu, 10 Juni 2012

irik lagu dan kunci gitar my facebook gigi


intro] G C 2x

G
Berawal dari facebook baruku

C D
Kau datang dengan cara tiba-tiba

G
Bekas kekasih yang lama hilang

C D
Satu dari kekasih yang terbaik

[intro] G C

G
Mungkin waktu yang ku persalahkan

C D
Mungkin saja keadaan yang salah

G
Terpikir hati untuk mendua

C D
Tapi nurani tak bisa mendua

Em D Am
Ku hanya bisa membagi kisah-kisah lama

Em D C
Ku hanya bisa membagi cerita nostalgia

[chorus]

G
Cuma itu yang ku berikan

C D
Cuma itu yang ku bisa persembahkan

G
Karna aku ada yang punya

C D
Tapi separuh hati ini untukmu

G
Ku bisa saja putuskan dia

C D
Ku bisa menutup semua cintaku

G
Tapi apakah kau pun setuju

C D
Menyakiti seorang manusia

Em D Am
Ku hanya bisa membagi kisah-kisah lama

Em D C
Ku hanya bisa membagi cerita nostalgia

[chorus]

G
Cuma itu yang ku berikan

C D
Cuma itu yang ku bisa persembahkan

G
Karna aku ada yang punya

C D
Tapi separuh hati ini untukmu

G
Cuma itu yang ku berikan

C D
Cuma itu yang ku bisa persembahkan

Em D
Karna aku ada yang punya

C
Tapi separuh hati ini untukmu

[interlude] C D Bm C 2x

C Bm Em D A/C#
Ku hanya bisa membagi kisah-kisah lama


G
Berawal dari facebook baruku

C G
Kau datang dengan cara tiba-tiba hmmm
Kunci Gitar My F

Lirik, Kunci gitar, Chords Gitar, Kord Gitar Tipe X - Mawar Hitam :



Intro : Em Bm Em Bm 2x



       Em

Luka itu memang terlalu berat untukmu

    Em

Terlalu keras untuk kau rasakan

    Bm

Tak seperti keinginan dan harapan

                Em

Yang selalu kau impikan, kau inginkan

                                  Bm

Kau khayalkan dan kau bayangkan dulu

                      Em

Mestinya kau sadari itu

                              Em

Bukan penyesalan yang ada dihati

 Em

Saat kau yakinkan diri tuk pergi

Bm                         

Coba hadapi semua ini sendiri



 C 

* Dan ternyata keyakinan

                         G

  Tak cukup mampu untuk melawan

 C

  Kaupun tak mampu bertahan

                        D

  Kini kau mawar penghias malam



Reff I :

     G                   D

Kau mawar hitam harummu kepedihan

    Am                      D

Kau arungi waktu di setiap pelukan



Em

Langit tetap saja hitam

                                  Bm

Meski air mata darah kau curahkan

                                 Bm                     

Meratapi diri bukan jalan terbaik

                   Em

untuk tetap berdiri

                                 Bm

Penyesalan memang selalu menakutkan

                 Em

Tapi itu kenyataan



Interlude : Em Bm Em Bm 2x

Balik ke *



Reff II :

     G                   D

Kau mawar hitam harummu kepedihan

    Am                      D

Kau arungi waktu di setiap pelukan

     G                    F#m

Jangan menangis meski kau sesali

     Am                         D

Singkirkan semua bila tak kau inginkan



Coda : Em

























Selasa, 05 Juni 2012

Sisi lain dari ujian nasional(UN)


Sisi lain dari ujian nasional((UN)
oleh Muh Taukhid   

        Ujian Nasional (UN) tingkat SMA sederajat, SMP sederajat dan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) memakan biaya yang sangat besar. Menjadi pertanyaan kita semua apakah anggaran besar untuk pelaksanaan UN dan UASBN tersebut sepadan dengan hasil yang ingin dicapai yakni meningkatkan mutu pendidikan.
Pemerintah bersikeras bahwa UN adalah harga mati untuk meningkatkan mutu pendidikan. Bahkan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga capres pada pemilihan presiden (pilpres) 2009 ini mengindikasikan akan terus melaksanakan UN sebagai salah satu syarat kelulusan para siswa.

          Ada hal mendasar yang terlupakan oleh petinggi di Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam kebijakan-kebijakannya, terutama dalam penyelenggaraan UN, yaitu bahwa setiap siswa adalah unik dan berbeda. Bagaimana mungkin mengharapkan semua siswa untuk dapat menguasai semua mata pelajaran dengan baik bahkan sempurna sedangkan kita mengenal bahwa ada yang dinamakan kecerdasan majemuk. Setiap siswa memiliki kecendrungan menguasai beberapa kecerdasan tertentu dan lemah pada kecerdasan lainnya.

          Klaim banyak pejabat bahwa mutu pendidikan Indonesia meningkat adalah omong kosong. Para pejabat tersebut hanya membaca data di atas kertas. Memang data hasil UN baik untuk tingkat kelulusan dan angka rata-rata masing-masing mata pelajaran setiap tahunnya cenderung selalu meningkat.

          Namun hal tersebut sama sekali tidak sejalan dengan keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Penyebabnya sederhana saja siswa dan guru tidak ingin gagal. Sebagai akibatnya mereka rela melakukan apa saja asal lulus. Fakta ini telah menjadi pengetahuan umum di masyarakat. Tetapi karena ketidakpekaan pemerintah maka semuanya tidak dianggap sama sekali. Pejabat depdiknas melalui menterinya sendiri mengakui bahwa ada kecurangan tetapi menurut beliau kecurangan hanya terjadi di sedikit tempat dan tidak memengaruhi pelaksanaan UN secara nasional. Padahal kenyataaanya kecurangan terjadi merata hampir di seluruh sekolah di Indonesia.

Ekspresi Kululusan Siswa dan Peran Sekolah
         Sisi lain yang menarik dari UN adalah pada saat kelulusan. Momen ini sangat ditunggu oleh guru, orang tua dan terutama sekali oleh siswa. Terlepas dari apakah mereka jujur atau curang pada saat pelaksanaan UN, pengumuman UN tetap sebagai momen istimewa.
Siswa tentu berhak untuk merayakan dan mengekspresikan kelulusan mereka. Ada berbagai macam cara yang mereka lakukan dalam merayakan kesuksesan mereka lulus dalam UN. Yang paling terkenal tentu saja adalah aksi mereka mencoret pakaian seragam sekolah dan setelahnya berkonvoi keliling kota (biasanya tanpa menggunakan helm).
Himbauan dan larangan agar siswa tidak mengekspresikan kelulusan mereka dengan cara mencoret pakaian dan berkonvoi sudah sering. Tetapi siswa tetap dengan pendapat dan argumen mereka bahwa saat kelulusan ini adalah waktu yang tepat untuk merayakannya tentu dengan cara mereka sendiri.
             Sudah sedemikian parahkah para siswa kita yang tidak lagi mendengarkan nasihat dari guru dan orang tua agar tidak mencoret pakaian seragam dan berkonvoi dalam merayakan kelulusan. Sebelum menyalahkan para siswa ada baiknya guru dan orang tua mengingat kembali saat mereka seumuran para siswa. Dengan demikian akan dihasilkan sebuah solusi cerdas agar siswa tetap dapat merayakan dan mengekpresikan kelulusan mereka sementara itu tetap pada jalur yang sesuai dengan keinginan guru dan orang tua.
Guru dan orang tua harus ingat akan satu hal bahwa siswa memerlukan wadah dan sarana dalam mengekspresikan kelulusan mereka. Selama ini sangat jarang sekolah yang mengarahkan siswa mereka mengekspresikan kelulusan dengan cara yang lebih baik dan terarah.
             Memang ada sekolah yang memiliki tradisi unik dan baik dalam merayakan kelulusan. Ambil salah satu contohnya di kota Banjarmasin adalah SMA Korpri. Tetapi di sekolah lainnya hampir tidak ada yang memfasilitasi siswa pada saat kelulusan. Sebagai akibatnya siswa bergerak sendiri dengan cara mereka sendiri dalam mengekspresikan kelulusan. Guru dan orang tua marah-marah melihatnya. Padahal guru dan orang tua secara tidak sadar telah ikut andil (membuat siswa mencoret pakaian seragam dan berkonvoi ria) karena tidak memfasilitasi acara atau kegiatan yang bermanfaat bagi anak dan siswa mereka dalam merayakan kelulusan.

Menata Ulang UN
            Guru sebagai praktisi pendidikan di lapangan harus berbuat agar bangsa ini tidak semakin terpuruk. Salah satu upaya tersebut adalah agar guru dapat memastikan UN mendatang berjalan dengan jujur. Tidak dapat dimungkiri kecurangan UN antara lain disponsori oleh guru. Guru kita harapkan tidak akan lagi menjadi aktor curang pada pelaksanaan UN mendatang.
Memang ada pendapat bahwa guru hanyalah korban dari kebijakan (curang) Depdiknas. Tetapi guru jangan hanya mengatakan bahwa kebijakan UN adalah kebijakan curang dan diam saja tanpa berbuat apa-apa. Guru (melalui organisai PGRI dan organisasi lainnya) harus bersatu menuntut Depdiknas agar meninjau ulang format UN sebagai salah satu syarat kelulusan yang terbukti membuat siswa dan guru berbuat curang.
UN sebagai barometer mutu pendidikan adalah wajib ada. Hanya pemerintah perlu mempertimbangkan kembali UN sebagai syarat kelulusan. Presiden yang terpilih melalui pilpres 2009 nanti kita harapkan dapat memilih orang terbaik di bidang pendidikan untuk memimpin Depdiknas. Orang yang benar paham dan mengerti tentang dunia pendidikan. Agar tragedi yang terjadi pada pelaksanaan UN tidak akan terjadi lagi.

Sumber: guswan76.wordpress.com/.taukhidoct.blogspot.com


macam macam kebudayaan di indonesia


Macam macam kebudayaan di Indonesia

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia
Macam macaam budaya di Indonesia

Provinsi DI Aceh / Nanggro Aceh Darussalam / NAD
Tari Seudati, berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat disenangi dan terkenal di daerah Aceh.

Provinsi Sumatera Utara / Sumut
Tari Tradisional: Tari Serampang Dua Belas
         Tari Serampang Dua Belas, sebuah tari Melayu dengan irama joged diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang dua belas merupakan tari pergaulan.

Provinsi Sumatra Selatan
Tari Tradisional: Tari Tanggal
Tari Tanggal, merupakan sebuah tarian dalam menyambut para tamu disertai upacara kebesaran adat.
.

Provinsi Riau
Tari Tradisional: Tari Tandak
Tari Tandak, merupakan tari pergaulan yang sangat di gemari di daerah Riau.


Provinsi Lampung
Tari Tradisional: Tari Jangget
Tari Jangget, adalah tarian untuk upacar-upacara peradatan. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.


Provinsi DKI Jakarta
Tari Tradisional: Tari
Topeng, Tari Yapong
             Tari Topeng, merupakan sebuah tari tradisional Betawi dalam menyambut tamu agung.
             Tari Yopong, adalah tari persembahan untuk menghormati tamu negara.

Provinsi Jawa Barat / Jabar
Tari Tradisional: Tari Topeng Kuncaran, Tari Merak,
Tari Gendang Rampak
             Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak.
Provinsi Jawa Tengah / Jateng
Tari Tradisional: Tari Serimpi, Tari bambangan Cakil, Tari Bedhaya Ketawang, Tari Merak, Tari Watang, Tari Jemparing Putri, Tari Jathilan, Tari Barong Blora, Tari Topeng Ireng, Tari Aplang, Tari Singo Barong, Tari Gondo Riyo, Tari Loro Blonyo, Tari Ebleg, Tari Soreng Manggala Mangsah Yudha, Tari Kretek, Tari Rebana Santri, Madroh, Tari Beksan Jurit Ampil, Tari Warag Dugder, Tari Prajurit Bumi Rumekso, Tari Kuncaraning Batik Solo, Tari Kuntulan. Salah satunya adalah

           Tari Jathilan (Jaran Kepang, pasukan berkuda yang sigap dan semangat)
Masing-masing dengan kostum budaya Jawa yang adhi luhung. Tarian kera-kera seperti di ramayana. Ada yang berkostum putih rombongan Hanuman. Berkulit merah rombongan Hanggada. Dan Berbulu biru rombongan Anila. Tidak ketinggalan raksasa-raksasa berambut panjang naik kuda kepang.

            Topeng Ireng kepanjangan dari Tata Lempeng Irama Kenceng yang artinya baris lurus irama keras. Topeng ireng hidup dan berkembang di lereng Gunung Merbabu dan Merapi. Kesenian itu sering dipergunakan untuk acara hajatan. Sekelompok penari dengan sepatu gemerincing dan kostum bak Indian Boyolali, topi bulu ayam, kain berwarna-warni memainkan tarian dinamis yang mengundang tepuk tangan penonton.

Budaya adalah peninggalan bansa jadi mari kita lestarikan ok…
Sumber : www.taukhidoct.blogspot.com



Rabu, 30 Mei 2012

kisah ku di sini sang primadona

ukhie

usyanta
cintaa
taukh

Sang Primadona

Cerpen A. Mustofa Bisri

Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing.
Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil.

Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal.
Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku.

Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara.

Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu SMP aku mendapat piala dalam lomba menyanyi. Bahkan ketika SMA aku pernah menjuarai lomba baca puisi tingkat provinsi.

Tapi sungguh, aku tidak pernah bermimpi akhirnya aku menjadi artis di ibu kota seperti sekarang ini. Cita-citaku dari kecil aku ingin menjadi pengacara yang di setiap persidangan menjadi bintang, seperti sering aku lihat dalam film. Ini gara-gara ketika aku baru beberapa semester kuliah, aku memenangkan lomba foto model. Lalu ditawari main sinetron dan akhirnya keasyikan main film. Kuliahku pun tidak berlanjut.

Seperti umumnya artis-artis popular di negeri ini, aku pun kemudian menjadi incaran perusahaan-perusahaan untuk pembuatan iklan; diminta menjadi presenter dalam acara-acara seremonial; menjadi host di tv-tv; malah tidak jarang diundang untuk presentasi dalam seminar-seminar bersama tokoh-tokoh cendekiawan. Yang terakhir ini, boleh jadi aku hanya dijadikan alat menarik peminat. Tapi apa rugiku? Asal aku diberi honor standar, aku tak peduli.

Soal kuliahku yang tidak berlanjut, aku menghibur diriku dengan mengatakan kepada diriku, "Ah, belajar kan tidak harus di bangku kuliah. Lagi pula orang kuliah ujung-ujungnya kan untuk mencari materi. Aku tidak menjadi pengacara dan bintang pengadilan, tak mengapa; bukankah kini aku sudah menjadi superbintang. Materi cukup."

Memang sebagai perempuan yang belum bersuami, aku cukup bangga dengan kehidupanku yang boleh dikata serba kecukupan. Aku sudah mampu membeli rumah sendiri yang cukup indah di kawasan elite. Ke mana-mana ada mobil yang siap mengantarku. Pendek kata aku bangga bisa menjadi perempuan yang mandiri. Tidak lagi bergantung kepada orang tua. Bahkan kini sedikit-banyak aku bisa membantu kehidupan ekonomi mereka di kampung. Sementara banyak kawan-kawanku yang sudah lulus kuliah, masih lontang-lantung mencari pekerjaan.

Kadang-kadang untuk sekadar menyenangkan orang tua, aku mengundang mereka dari kampung. Ibuku yang biasanya nyinyir mengomentari apa saja yang kulakukan dan menasehatiku ini-itu, kini tampak seperti sudah menganggapku benar-benar orang dewasa. Entah kenyataannya demikian atau hanya karena segan kepada anaknya yang kini sudah benar-benar hidup mandiri. Yang masih selalu ibu ingatkan, baik secara langsung atau melalui surat, ialah soal ibadah.

"Nduk, ibadah itu penting. Bagaimana pun sibukmu, salat jangan kamu abaikan!"

"Sempatkan membaca Quran yang pernah kau pelajari ketika di kampung dulu, agar tidak hilang."

"Bila kamu mempunyai rezeki lebih, jangan lupa bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim."

Ya, kalimat-kalimat semacam itulah yang masih sering beliau wiridkan. Mula-mula memang aku perhatikan; bahkan aku berusaha melaksanakan nasihat-nasihat itu, tapi dengan semakin meningkatnya volume kegiatanku, lama-lama aku justru risi dan menganggapnya angin lalu saja.

Sebagai artis tenar, tentu saja banyak orang yang mengidolakanku. Tapi ada seorang yang mengagumiku justru sebelum aku menjadi setenar sekarang ini. Tidak. Ia tidak sekadar mengidolakanku. Dia menyintaiku habis-habisan. Ini ia tunjukkan tidak hanya dengan hampir selalu hadir dalam even-even di mana aku tampil; ia juga setia menungguiku shoting film dan mengantarku pulang. Tidak itu saja. Hampir setiap hari, bila berjauhan, dia selalu telepon atau mengirim SMS yang seringkali hanya untuk menyatakan kangen.

Di antara mereka yang mengagumiku, lelaki yang satu ini memang memiliki kelebihan. Dia seorang pengusaha yang sukses. Masih muda, tampan, sopan, dan penuh perhatian. Pendek kata, akhirnya aku takluk di hadapan kegigihannya dan kesabarannya. Aku berhasil dipersuntingnya. Tidak perlu aku ceritakan betapa meriah pesta perkawinan kami ketika itu. Pers memberitakannya setiap hari hampir dua minggu penuh. Tentu saja yang paling bahagia adalah kedua orang tuaku yang memang sejak lama menghendaki aku segera mengakhiri masa lajangku yang menurut mereka mengkhawatirkan.

Begitulah, di awal-awal perkawinan, semua berjalan baik-baik saja. Setelah berbulan madu yang singkat, aku kembali menekuni kegiatanku seperti biasa. Suamiku pun tidak keberatan. Sampai akhirnya terjadi sesuatu yang benar-benar mengubah jalan hidupku.

Beberapa bulan setelah Ragil, anak keduaku, lahir, perusahaan suamiku bangkrut gara-gara krisis moneter. Kami, terutama suamiku, tidak siap menghadapi situasi yang memang tidak terduga ini. Dia begitu terpukul dan seperti kehilangan keseimbangan. Perangainya berubah sama sekali. Dia jadi pendiam dan gampang tersinggung. Bicaranya juga tidak seperti dulu, kini terasa sangat sinis dan kasar. Dia yang dulu jarang keluar malam, hampir setiap malam keluar dan baru pulang setelah dini hari. Entah apa saja yang dikerjakannya di luar sana. Beberapa kali kutanya dia selalu marah-marah, aku pun tak pernah lagi bertanya.

Untung, meskipun agak surut, aku masih terus mendapatkan kontrak pekerjaan. Sehingga, dengan sedikit menghemat, kebutuhan hidup sehari-hari tidak terlalu terganggu. Yang terganggu justru keharmonisan hubungan keluarga akibat perubahan perilaku suami. Sepertinya apa saja bisa menjadi masalah. Sepertinya apa saja yang aku lakukan, salah di mata suamiku. Sebaliknya menurutku justru dialah yang tak pernah melakukan hal-hal yang benar. Pertengkaran hampir terjadi setiap hari.

Mula-mula, aku mengalah. Aku tidak ingin anak-anak menyaksikan orang tua mereka bertengkar. Tapi lama-kelamaan aku tidak tahan. Dan anak-anak pun akhirnya sering mendengar teriakan-teriakan kasar dari mulut-mulut kedua orang tua mereka; sesuatu yang selama ini kami anggap tabu di rumah. Masya Allah. Aku tak bisa menahan tangisku setiap terbayang tatapan tak mengerti dari kedua anakku ketika menonton pertengkaran kedua orang tua mereka.

Sebenarnya sudah sering beberapa kawan sesama artis mengajakku mengikuti kegiatan yang mereka sebut sebagai pengajian atau siraman rohani. Mereka melaksanakan kegiatan itu secara rutin dan bertempat di rumah mereka secara bergilir. Tapi aku baru mulai tertarik bergabung dalam kegiatan ini setelah kemelut melanda rumah tanggaku. Apakah ini sekadar pelarian ataukah --mudah-mudahan-- memang merupakan hidayah Allah. Yang jelas aku merasa mendapatkan semacam kedamaian saat berada di tengah-tengah majelis pengajian. Ada sesuatu yang menyentuh kalbuku yang terdalam, baik ketika sang ustadz berbicara tentang kefanaan hidup di dunia ini dan kehidupan yang kekal kelak di akhirat, tentang kematian dan amal sebagai bekal, maupun ketika mengajak jamaah berdzikir.

Setelah itu, aku jadi sering merenung. Memikirkan tentang diriku sendiri dan kehidupanku. Aku tidak lagi melayani ajakan bertengkar suami. Atau tepatnya aku tidak mempunyai waktu untuk itu. Aku menjadi semakin rajin mengikuti pengajian; bukan hanya yang diselenggarakan kawan-kawan artis, tapi juga pengajian-pengajian lain termasuk yang diadakan di RT-ku. Tidak itu saja, aku juga getol membaca buku-buku keagamaan.

Waktuku pun tersita oleh kegiatan-kegiatan di luar rumah. Selain pekerjaanku sebagai artis, aku menikmati kegiatan-kegiatan pengajian. Apalagi setelah salah seorang ustadz mempercayaiku untuk menjadi "asisten"-nya. Bila dia berhalangan, aku dimintanya untuk mengisi pengajian. Inilah yang memicu semangatku untuk lebih getol membaca buku-buku keagamaan. O ya, aku belum menceritakan bahwa aku yang selama ini selalu mengikuti mode dan umumnya yang mengarah kepada penonjolan daya tarik tubuhku, sudah aku hentikan sejak kepulanganku dari umrah bersama kawan-kawan. Sejak itu aku senantiasa memakai busana muslimah yang menutup aurat. Malah jilbabku kemudian menjadi tren yang diikuti oleh kalangan muslimat.

Ringkas cerita; dari sekadar sebagai artis, aku berkembang dan meningkat menjadi "tokoh masyarakat" yang diperhitungkan. Karena banyaknya ibu-ibu yang sering menanyakan kepadaku mengenai berbagai masalah keluarga, aku dan kawan-kawan pun mendirikan semacam biro konsultasi yang kami namakan "Biro Konsultasi Keluarga Sakinah Primadona". Aku pun harus memenuhi undangan-undangan --bukan sekadar menjadi "penarik minat" seperti dulu-- sebagai nara sumber dalam diskusi-diskusi tentang masalah-masalah keagamaan, sosial-kemasyarakatan, dan bahkan politik. Belum lagi banyaknya undangan dari panitia yang sengaja menyelenggarakan forum sekadar untuk memintaku berbicara tentang bagaimana perjalanan hidupku hingga dari artis bisa menjadi seperti sekarang ini.

Dengan statusku yang seperti itu dengan volume kegiatan kemasyarakatan yang sedemikian tinggi, kondisi kehidupan rumah tanggaku sendiri seperti yang sudah aku ceritakan, tentu semakin terabaikan. Aku sudah semakin jarang di rumah. Kalau pun di rumah, perhatianku semakin minim terhadap anak-anak; apalagi terhadap suami yang semakin menyebalkan saja kelakuannya. Dan terus terang, gara-gara suami, sebenarnyalah aku tidak kerasan lagi berada di rumahku sendiri.

Lalu terjadi sesuatu yang membuatku terpukul. Suatu hari, tanpa sengaja, aku menemukan sesuatu yang mencurigakan. Di kamar suamiku, aku menemukan lintingan rokok ganja. Semula aku diam saja, tapi hari-hari berikutnya kutemukan lagi dan lagi. Akhirnya aku pun menanyakan hal itu kepadanya. Mula-mula dia seperti kaget, tapi kemudian mengakuinya dan berjanji akan menghentikannya.

Namun beberapa lama kemudian aku terkejut setengah mati. Ketika aku baru naik mobil akan pergi untuk suatu urusan, sopirku memperlihatkan bungkusan dan berkata: "Ini milik siapa, Bu?"

"Apa itu?" tanyaku tak mengerti.
"Ini barang berbahaya, Bu," sahutnya khawatir, "Ini ganja. Bisa gawat bila ketahuan!"
"Masya Allah!" Aku mengelus dadaku. Sampai sopir kami tahu ada barang semacam ini. Ini sudah keterlaluan.

Setelah aku musnahkan barang itu, aku segera menemui suamiku dan berbicara sambil menangis. Lagi-lagi dia mengaku dan berjanji kapok, tak akan lagi menyentuh barang haram itu. Tapi seperti sudah aku duga, setelah itu aku masih selalu menemukan barang itu di kamarnya. Aku sempat berpikir, jangan-jangan kelakuannya yang kasar itu akibat kecanduannya mengonsumsi barang berbahaya itu. Lebih jauh aku mengkhawatirkan pengaruhnya terhadap anak-anak.

Terus terang aku sudah tidak tahan lagi. Memang terpikir keras olehku untuk meminta cerai saja, demi kemaslahatanku dan terutama kemaslahatan anak-anakku. Namun seiring maraknya tren kawin-cerai di kalangan artis, banyak pihak terutama fans-fansku yang menyatakan kagum dan memuji-muji keharmonisan kehidupan rumah tanggaku. Bagaimana mereka ini bila tiba-tiba mendengar --dan pasti akan mendengar-- idolanya yang konsultan keluarga sakinah ini bercerai? Yang lebih penting lagi adalah akibatnya pada masa depan anak-anakku. Aku sudah sering mendengar tentang nasib buruk yang menimpa anak-anak orang tua yang bercerai. Aku bingung.

Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mengorbankan rumah tanggaku demi kegiatan kemasyarakatanku, ataukah sebaiknya aku menghentikan kegiatan kemasyarakatan demi keutuhan rumah tanggaku? Atau bagaimana? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing!***


Selasa, 29 Mei 2012

CARA MEMBOBOL BILLING WARNET !!!


usiel

CARA MEMBOBOL BILLING WARNET !!!

March 10th, 2010 • Related  Filed Under

01. Masuk warnet dan pasang muka bego biar ga dicurigai operator
02. Pastikan selain box/bilik yang kita tempati masih ada box lain yang kosong. Biar ga dicurigai juga sih.
03. Usahakan cari tempat yang jauh dari op, supaya ga ketahuan box kamu kosong apa nggak.
04. Nyalakan kompi dihadapan anda bila masih dalam keadaan mati.
05. Saat masuk login screen, login aja seperti biasa.
06. Jalankan ZHider yang sudah disiapkan di disket/flashdisk. Kalo belom ada, cari aja pake google. 0
7. Setelah ZHider dijalankan langsung aja logout.
08. Naah, di login screen ini kita mulai aksi mendebarkan kita. Tekan Ctrl+Alt+Z.. Jreeeng, login screen telah menghilang !!!
09. Browsinglah sepuasnya, tapi tetap pastikan ada box lain yang kosong. Kan aneh kalau ada yang masuk warnet, dia lihat udah penuh. Padahal di billing server kelihatan masih ada yang belum login.
10. Kalo sudah puass tekan Ctrl+Alt+x untuk memunculkan kembali login screen yang menghilang entah kemana:)
11. Login seperti biasa dan browsing beberapa menit sampai penunjuk tarif sampai ke angka yang kita kehendaki. Ini supaya ga dicurigai.
BARU 2012
12. Logout. SIapkan muka bego, lalu bayar tarif. Cara ini lebih mudah dilalukan bila si operator ga terlalu kenal sama kamu. Apalagi bila si op sering keluyuran. Ini beberapa hotkey ZHider yang bisa digunakan, untuk hotkey lainnya silakan baca file readme yang disertakan bersama zhider CTRL+ALT+Z Menyembunyikan jendela aktif CTRL+ALT+X Menampilkan kembali semua jendela yang disembunyikan CTRL+ALT+L Menampilkan dialog zhider CTRL+ALT+M Menampilkan kembali semua jendela yang disembunyikan, dan juga menutup zhider. Kalo cara di atas ga bisa dilakuin, hentikanlah usahamu. Sesungguhnya perbuatan jahatmu tidak diridhai Tuhan FPRIVATE “TYPE=PICT;ALT=)” Kalo ketahuan langsung pertebal “muka bego”-mu. Misalnya bilang “Eh, kok jadi gini ya? Kemaren ga gini kok.” Ato kata-kata lain, tergantung kreatifitas anda. 
...
anti virus terbaru 2012 CLIK AJA DI SINI  AVG 2012